jeudi 7 mai 2015

Pendakian Gunung Wilis 2552 Mdpl

Pada tanggal 02 Mei 2015 hari sabtu, ane menghabiskan liburan akhir pekan dengan mendaki salah satu gunung di Jawa Timur, yaitu Gunung Wilis. Gunung ini terletak diantara beberapa kabupaten, yaitu Madiun, Nganjuk, Kediri, Ponorogo, Trenggalek dan Tulung Agung. Untuk memulai pendakian bisa dari salah satu kabupaten tersebut dengan puncak yang berbeda. Sebenarnya Wilis mempunyai 3 puncak. Puncak pertama adalah Puncak Limas (2300mdpl) jalur pendakian dari desa Bajulan, Nganjuk atau Goliman, Kediri. Puncak kedua adalah Puncak Liman (2535mdpl) jalur pendakian via Sedudo, Nganjuk atau Madiun atau Ponorogo. Dan yang terakhir adalah Puncak Wilis (2552mdpl) jalur pendakian via Besuki, Kediri atau Sendang, Tulung Agung atau Trenggalek. Kalau ane kemarin pilih Puncak Wilis yang jalur Sendang, Tulung Agung.
Puncak Wilis 2552 Mdpl
Saya dan 5 teman (Emil, Agus, Anas, Hadi dan Bang Yusuf) berangkat dari Malang pukul 14.00 WIB naik sepeda motor lewat selatan (Malang-> Blitar-> Tulung Agung). Di sepanjang perjalanan, kami diguyur hujan sangat lebat. Tidak menampik ya, bulan Mei masih menampakan cuaca kurang bersahabatnya, mendung dan masih musim hujan. Tapi hal ini tidak menyurutkan niat kami untuk pergi ke atas puncak Wilis. Setelah 6 jam menghabiskan waktu di jalan (ditambah waktu berhenti untuk sholat dan makan di pinggir jalan atau warung), kami sampai di desa Penampihan Kec. Sendang Kab. Tulung Agung. Di desa inilah titik awal (basecamp) ke Puncak Wilis.
Jalur selatan Malang-Tulungagung
Untuk menitipkan sepeda motor, kami harus mengendarai sepeda sampai pucuk jalan desa Penampihan dimana nantinya akan ada sebuah rumah berdiri di tengah-tengah luasnya ladang sayur. Ada pasangan suami istri yang mendiami rumah tersebut. Bapak-Ibu tersebut (lupa tanya nama hehe) sangat ramah. Bahkan ketika kami datang pas malam-malam hari dengan keadaan baju basah kuyup, beliau mempersilahkan kami masuk dan membuatkan kami teh hangat untuk menetralisir  hawa dingin angin malam. Istirahat sejenak untuk sholat dan ganti baju. Ditengah-tengah istirahat sempat juga kami berbincang-bincang dengan beliau. Tentang anak-anaknya, kehidupan bertaninya dan rumah sederhananya. Asal tau aja ya, kabel listrik belum sampai di rumah beliau. Jadi mereka menggunakan sumber energi AKI dan gendset untuk kebutuhan listriknya.
Ini Bapak dan Ibu yang kami titipin sepeda motor :)
Itu tadi sekedar spoiler saja. Oke lanjut ke perjalanan mendaki. Setelah semua persiapan fisik dan logistik rampung, kami langsung berangkat pukul 21.00 WIB. Untuk laporan perijinan pendakian bisa ke Bapak-Ibu itu. Awal pendakian harus melewati ladang sayur milik warga. Kami tidak start dari candi penampihan karena treknya terlalu jauh jika dari tempat kami parkir (Intinya kami motong jalur info pada umumnya, nah jalurnya ini bisa tanya langsung ke Bapak-Ibu tadi).
Peta jalur puncak Wilis
Hati-hati aja kalau malam hari di jalur ladang. Kami sempat tersesat 45 menit di ladang untuk menemukan jalur ke arah pintu rimba. Pintu rimba merupakan titik masuk ke hutan Wilis. Dari sini nanti akan bertemu 2 jalur dimana jalur ke kiri lewat air terjun dan jalur ke kanan lewat hutan-hutan. Kami memilih jalur kanan yang arah hutan. Dari kedua jalur ini sebenarnya sama, nanti akan bertemu di pos persimpangan Watu Godheg.
Pos Watu Godeg
Jalan ke Watu Godheg agak sedikit turun ke lembah. Di pos ini bisa mendirikan tenda sekitar kapasitas 4 orang. Dari Watu Godheg, waktu normal ke puncak sekitar 3 jam. Dalam perjalanan tersebut akan melewati Hutan Cemara I (sekitar 1,5 jam), Hutan Lumut (1 jam), dan Hutan Cemara II (30 menit). Setelah itu langsung puncak Wilis akan tampak.
Agak sedikit kecewa sih ya, pas kami di puncak pukul 10.30 WIB kabut masih menutupi alam sekitar Wilis. Jadinya kami tidak dapat melihat kota Kediri maupun Tulung Agung dari atas.
Makan siang ;)
Kami di puncak kurang lebih 1 jam. Disini tanah datarnya luas, jadi cocok untuk mendirikan tenda. Nah, aktifitas yang jelas wajibnya sampai puncak, tidak lain ya pencitraan foto-foto (hahaha begitulah adanya). Puas pose sana sini, kami makan nasi, snack dan nyeduh kopi.

Setelah itu kami turun tepat pukul 11.30 WIB. Untuk turun gunung tidak memerlukan waktu lama seperti pas muncak. Dari puncak kembali ke Watu Godheg hanya 1 jam. Kemudian dari Watu Godheg ke Pintu Rimba sekitar 1jam 45 menit. Jadi total estimasi waktu turun sekitar 3 jam. Ini berlaku turun tanpa berhenti di tengah jalan.
Tepat pukul 11.30 turun dari puncak
Akhirnya kami sampai di ladang dan terlihat sekali betapa o’on nya kami. Beda sekali ngetrek waktu malam dan siang hari. Kalau siang kami bisa lihat arah awal waktu malam tersesat nggak nemu jalan. Yaaa, merasa lucu aja. Sadar ternyata malam muter-muter tempat yang sama dan jalurnya waktu siang bisa terlihat jelas arahnya.
Keluar Pintu Rimba

Sekedar tips untuk naik gunung ini. Perlu diperhatikan bahwa gunung ini merupakan tipe gunung basah dengan vegetasi tumbuhan yang lebat dan lembab. Jikalau naik seperti ane waktu musim hujan dan malam hari. Persiapan yang perlu dibawa jelas jas hujan, senter atau head lamp, dan jaket. Hati-hati jalan licin habis hujan. Untuk jalur antara pintu rimba dan Watu Godheg perlu waspada. Pacet banyak sekali berkeliaran. Jadi saya sarankan jangan istirahat sambil duduk di sepanjang jalan (takutnya pacetnya masuk badan) dan gunakan sepatu atau sandal gunung disertai kaos kaki untuk meminimalisir pacet yang nempel di kaki. Untuk mendirikan tenda, bisa di Pos Watu Godheg, sebidang tanah datar setelah waktu Godheg (tidak ada sign untuk tempat ini) dan kawasan Puncak. Sepanjang jalur wilis ke puncak, hanya tiga tempat ini yang tanahnya datar dan cukup untuk mendirikan tenda. Yang tidak kalah penting sih ya safety logistic juga sih dan fisik. Gunung ini masih sepi dan jalurnya belum sepenuhnya jelas. Cari terus petunjuk arah Puncak dan jangan mengambil jalan ke bawah, biasanya arah ke tebing.
Plakat penunjuk arah puncak
Tempat Parkir (pukul 21.00) --> Ladang Sayur (45 menit) --> Pintu Rimba dan Hutan (4 jam) --> Pos Watu Godeg (pukul 02.00) --> Mendirikan tenda dan makan (pukul 02.00-04.00) --> Istirahat (pukul 04.00-07.00) --> Hutan Cemara I (1,5 jam) --> Hutan Lumut (1 jam) --> Hutan Cemara II (1 jam) --> Puncak (pukul 10.30) --> Turun Watu Godeg (1 jam/pukul 12.30) --> Packing tenda dan carrier (1 jam/pukul 13.30) --> Turun ke Pintu Rimba (pukul 14.50) --> Ladang sayur (pukul 15.00) --> Tempat parkir (pukul 15.15)

Nah itu tadi sekedar sharing pengalaman naik gunung Wilis dari Penampihan. Hati-hati tersesat ya bloggers karena kawasan hutannya masih alami dan jarang pendakian. Jadi treknya kurang begitu jelas. Tapi tenang saja, selama bloggers mengikuti petunjuk arah yang di pasang oleh salah satu komunitas pendaki daerah tersebut, bloggers akan berada di jalur yang aman. Selamat mencoba pendakian Gunung Wilis. ^_^
Yes, here we are on the peak :)
Setelah packing tenda dan carrier, siap turun!
Trek sebelum Watu Godeg
Camp di Watu Godeg
Lahan datar setelah Watu Godeg
Lahan datar di puncak
Alhamdulillah sampai Puncak Wilis :)