Pada tanggal 02 Mei 2015 hari sabtu, ane menghabiskan
liburan akhir pekan dengan mendaki salah
satu gunung di Jawa Timur, yaitu Gunung Wilis. Gunung ini terletak diantara
beberapa kabupaten, yaitu Madiun, Nganjuk, Kediri, Ponorogo, Trenggalek dan
Tulung Agung. Untuk memulai pendakian bisa dari salah satu kabupaten tersebut
dengan puncak yang berbeda. Sebenarnya Wilis mempunyai 3 puncak. Puncak pertama
adalah Puncak Limas (2300mdpl) jalur pendakian dari desa Bajulan, Nganjuk atau
Goliman, Kediri. Puncak kedua adalah Puncak Liman (2535mdpl) jalur pendakian
via Sedudo, Nganjuk atau Madiun atau Ponorogo. Dan yang terakhir adalah Puncak
Wilis (2552mdpl) jalur pendakian via Besuki, Kediri atau Sendang, Tulung Agung
atau Trenggalek. Kalau ane kemarin pilih Puncak Wilis yang jalur Sendang, Tulung
Agung.
|
Puncak Wilis 2552 Mdpl |
Saya dan 5 teman (Emil, Agus, Anas, Hadi dan Bang Yusuf)
berangkat dari Malang pukul 14.00 WIB naik sepeda motor lewat selatan
(Malang-> Blitar-> Tulung Agung). Di sepanjang perjalanan, kami diguyur
hujan sangat lebat. Tidak menampik ya, bulan Mei masih menampakan cuaca kurang
bersahabatnya, mendung dan masih musim hujan. Tapi hal ini tidak menyurutkan
niat kami untuk pergi ke atas puncak Wilis. Setelah 6 jam menghabiskan waktu di
jalan (ditambah waktu berhenti untuk sholat dan makan di pinggir jalan atau
warung), kami sampai di desa Penampihan Kec. Sendang Kab. Tulung Agung. Di desa
inilah titik awal (basecamp) ke Puncak Wilis.
|
Jalur selatan Malang-Tulungagung |
Untuk menitipkan sepeda motor, kami harus mengendarai sepeda
sampai pucuk jalan desa Penampihan dimana nantinya akan ada sebuah rumah
berdiri di tengah-tengah luasnya ladang sayur. Ada pasangan suami istri yang
mendiami rumah tersebut. Bapak-Ibu tersebut (lupa tanya nama hehe) sangat
ramah. Bahkan ketika kami datang pas malam-malam hari dengan keadaan baju basah
kuyup, beliau mempersilahkan kami masuk dan membuatkan kami teh hangat untuk
menetralisir hawa dingin angin malam.
Istirahat sejenak untuk sholat dan ganti baju. Ditengah-tengah istirahat sempat
juga kami berbincang-bincang dengan beliau. Tentang anak-anaknya, kehidupan
bertaninya dan rumah sederhananya. Asal tau aja ya, kabel listrik belum sampai
di rumah beliau. Jadi mereka menggunakan sumber energi AKI dan gendset untuk kebutuhan
listriknya.
|
Ini Bapak dan Ibu yang kami titipin sepeda motor :) |
Itu tadi sekedar spoiler saja. Oke lanjut ke perjalanan
mendaki. Setelah semua persiapan fisik dan logistik rampung, kami langsung
berangkat pukul 21.00 WIB. Untuk laporan perijinan pendakian bisa ke Bapak-Ibu
itu. Awal pendakian harus melewati ladang sayur milik warga. Kami tidak start
dari candi penampihan karena treknya terlalu jauh jika dari tempat kami parkir
(Intinya kami motong jalur info pada umumnya, nah jalurnya ini bisa tanya
langsung ke Bapak-Ibu tadi).
|
Peta jalur puncak Wilis |
Hati-hati aja kalau malam hari di jalur ladang.
Kami sempat tersesat 45 menit di ladang untuk menemukan jalur ke arah pintu
rimba. Pintu rimba merupakan titik masuk ke hutan Wilis. Dari sini nanti akan bertemu 2 jalur dimana jalur
ke kiri lewat air terjun dan jalur ke kanan lewat hutan-hutan. Kami memilih
jalur kanan yang arah hutan. Dari kedua jalur ini sebenarnya sama, nanti akan
bertemu di pos persimpangan Watu Godheg.
|
Pos Watu Godeg |
Jalan ke Watu Godheg agak sedikit
turun ke lembah. Di pos ini bisa mendirikan tenda sekitar kapasitas 4 orang.
Dari Watu Godheg, waktu normal ke puncak sekitar 3 jam. Dalam perjalanan
tersebut akan melewati Hutan Cemara I (sekitar 1,5 jam), Hutan Lumut (1 jam),
dan Hutan Cemara II (30 menit). Setelah itu langsung puncak Wilis akan tampak.
Agak sedikit
kecewa sih ya, pas kami di puncak pukul 10.30 WIB kabut masih menutupi alam
sekitar Wilis. Jadinya kami tidak dapat melihat kota Kediri maupun Tulung Agung
dari atas.
|
Makan siang ;) |
Kami di puncak
kurang lebih 1 jam. Disini tanah datarnya luas, jadi cocok untuk mendirikan
tenda. Nah, aktifitas yang jelas wajibnya sampai puncak, tidak lain ya
pencitraan foto-foto (hahaha begitulah adanya). Puas pose sana sini, kami makan
nasi, snack dan nyeduh kopi.
Setelah itu kami turun tepat pukul 11.30 WIB.
Untuk turun gunung tidak memerlukan waktu lama seperti pas muncak. Dari puncak
kembali ke Watu Godheg hanya 1 jam. Kemudian dari Watu Godheg ke Pintu Rimba
sekitar 1jam 45 menit. Jadi total estimasi
waktu turun sekitar 3 jam. Ini berlaku turun tanpa berhenti di tengah jalan.
|
Tepat pukul 11.30 turun dari puncak |
Akhirnya kami
sampai di ladang dan terlihat sekali betapa o’on nya kami. Beda sekali ngetrek
waktu malam dan siang hari. Kalau siang kami bisa lihat arah awal waktu malam
tersesat nggak nemu jalan. Yaaa, merasa lucu aja. Sadar ternyata malam muter-muter
tempat yang sama dan jalurnya waktu siang bisa terlihat jelas arahnya.
|
Keluar Pintu Rimba |
Sekedar tips untuk naik gunung ini. Perlu diperhatikan bahwa
gunung ini merupakan tipe gunung basah dengan vegetasi tumbuhan yang lebat dan
lembab. Jikalau naik seperti ane waktu musim hujan dan malam hari. Persiapan
yang perlu dibawa jelas jas hujan, senter atau head lamp, dan jaket. Hati-hati
jalan licin habis hujan. Untuk jalur antara pintu rimba dan Watu Godheg perlu
waspada. Pacet banyak sekali berkeliaran. Jadi saya sarankan jangan istirahat
sambil duduk di sepanjang jalan (takutnya pacetnya masuk badan) dan gunakan sepatu atau
sandal gunung disertai kaos kaki untuk meminimalisir pacet yang nempel di kaki.
Untuk mendirikan tenda, bisa di Pos Watu Godheg, sebidang tanah datar setelah
waktu Godheg (tidak ada sign untuk tempat ini) dan kawasan Puncak. Sepanjang
jalur wilis ke puncak, hanya tiga tempat ini yang tanahnya datar dan cukup
untuk mendirikan tenda. Yang tidak kalah penting sih ya safety logistic juga
sih dan fisik. Gunung ini masih sepi dan jalurnya belum sepenuhnya jelas. Cari
terus petunjuk arah Puncak dan jangan mengambil jalan ke bawah, biasanya arah
ke tebing.
|
Plakat penunjuk arah puncak |
Tempat Parkir (pukul 21.00) --> Ladang Sayur (45 menit) --> Pintu Rimba dan Hutan (4 jam) --> Pos Watu Godeg (pukul 02.00) --> Mendirikan tenda dan makan (pukul 02.00-04.00) --> Istirahat (pukul 04.00-07.00) --> Hutan Cemara I (1,5 jam) --> Hutan Lumut (1 jam) --> Hutan Cemara II (1 jam) --> Puncak (pukul 10.30) --> Turun Watu Godeg (1 jam/pukul 12.30) --> Packing tenda dan carrier (1 jam/pukul 13.30) --> Turun ke Pintu Rimba (pukul 14.50) --> Ladang sayur (pukul 15.00) --> Tempat parkir (pukul 15.15)
Nah itu tadi sekedar sharing pengalaman naik gunung Wilis dari
Penampihan. Hati-hati tersesat ya bloggers karena kawasan hutannya masih alami
dan jarang pendakian. Jadi treknya kurang begitu jelas. Tapi tenang saja,
selama bloggers mengikuti petunjuk arah yang di pasang oleh salah satu
komunitas pendaki daerah tersebut, bloggers akan berada di jalur yang aman.
Selamat mencoba pendakian Gunung Wilis. ^_^
|
Yes, here we are on the peak :) |
|
Setelah packing tenda dan carrier, siap turun! |
|
Trek sebelum Watu Godeg |
|
Camp di Watu Godeg |
|
Lahan datar setelah Watu Godeg |
|
Lahan datar di puncak |
|
Alhamdulillah sampai Puncak Wilis :) |
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire