dimanche 21 juin 2015

Hiking Mount Penanggungan 1653 Masl

Dengan menyambut datangnya bulan puasa Ramadhan 1436 H, saya melakukan aktifitas outdoor pada tanggal 06 Juni 2015 dengan mendaki gunung (Hmm, apasih ini hubungannya puasa sama aktifitas outdoor? Nggak korelasi banget :’v) di kawasan Mojokerto, yaitu gunung Penanggungan. Gunung ini (yang saya tahu) bisa didaki dari Trawas dan Jolotundo. Nah waktu itu, ane memilih jalur Trawas yang katanya jalur favorit para pendaki. Dan kalau ada blogger yang menyukai situs-situs peninggalan sejarah, di sepanjang perjalanan menuju puncak Penanggungan terdapat candi-candi peninggalan kerajaan Hindu-Budha. Tapi blogger harus lewat jalur pendakian dari Jolotundo. Nanti bakal nemuin bermacam-macam candi seperti Candi Kendalisodo, Candi Merak, Candi Yudha, Candi Pandawa, dan Candi Selokelir.
Puncak Penanggungan 1653 Mdpl
Ane berangkat pukul 13.00 WIB dari Malang-Mojokerto kurang lebih selama 2 jam naik sepeda motor dengan komunitas  yang dinamakan DISTRICT (Ladies Trip Community) hahaha (buat perkumpulan dewe). Anggota yang ikut ada 5 orang cewek (ane, Emil, Dyah, Nadia, dan Mbak Shofi) dan semua naik bawa carrier (kurang keren apa cobak cewek-cewek ini wkwkwk :’v).
Jalur dari Malang ke Trawas, Mojokerto
Kami tiba di pos basecamp Pelawangan pukul 16.00 WIB. Setelah selesai sholat dan packing ulang semua isi carrier, kami mulai perjalanan pendakian pukul 17.00 WIB. Sekitar 15 menit ditengah perjalanan, ada plakat penunjuk arah puncak itu menunjuk belok kiri. Padahal kata temen saya (yang sudah pernah naik Penanggungan), jalan dari basecamp ke bukit bayangan lurus dan terus nanjak tanpa bonus. Awalnya kami agak ragu mengambil jalan persimpangan ini. Namun pas mau balik, kami bertemu satu kelompok cowok pendaki yang juga lewat situ. Jadi kami urung kembali ke jalan persimpangan tadi dan tetap melanjutkan jalan.
Basecamp Pelawangan
Nah tak disangka-sangka, salah satu dari kelompok pendaki tadi itu teman SMP dari salah satu teman DISTRICT (Dyah). Mungkin karena waktu semakin gelap dan tidak tega melihat para cewek-cewek ini naik sendirian, akhirnya kami join bareng jalan menuju puncak. Di sepanjang perjalanan, ragu-ragu menghantui kami untuk mengambil jalan arah mau ke puncak. Karena jalannya nggak biasanya seperti itu. Apalagi pas malam minggu, tentunya kan ada banyak pendaki lain yang harusnya kami temui. But there’s nothing people.
Lewat jalan pintas yang tidak umum (jalan sesat :'v)
Namun perjalanan tetap kami lanjutkan selama kami mengikuti jalan setapak jelas. (Untung saja sih, kami juga dibarengi sama mas-mas ini. Mereka juga membantu bergantian membawa carrier temen saya yang lumayan berat :D). Akhirnya kami ketemu persimpangan jalan normal menuju puncak dimana kami bertemu dengan rombongan ramai pendaki lain. Yaaah intinya, awalnya kami tersesat, tidak mengikuti jalur pendakian pada umumnya.

Pendakian dari basecamp ke puncak bayangan memakan waktu hampir 3 jam lebih. Tiba di puncak bayangan pukul 21.00 WIB kami langsung mencari lahan datar untuk mendirikan tenda. Sekitar pukul 22.00 WIB tenda sudah siap dipakai untuk istirahat sejenak sebelum kami melanjutkan perjalan menuju puncak Pawitra. Dan tak lupa kami masak makanan sebelum istirahat untuk mengisi tenaga.
Persiapan packing barang untuk summit
Setelah istirahat kurang lebih 3 jam, kami siap-siap summit pukul 02.30 WIB. Jalur pendakian dari puncak bayangan ke puncak pawitra terjal, banyak kerikil dan kemiringan gunung hampir 65˚. Jadi ane mencari tumpuan batu kuat untuk merangkak naik. Tapi subhanallah sekali, pemandangan kota Mojokerto dari lereng puncak tidak bisa dideskripsikan dengan kata-kata. Banyak lampu-lampu berkilauan disertai bulan purnama yang bersinar pada malam itu (pas banget pertengahan bulan hijriah kami muncak).
Guess you can see the moon? It's little bit dark
Pukul 05.00 WIB kami tiba di puncak Pawitra. Bisa dibilang beratus-ratus umat membanjiri puncak pagi itu. Langsung kami mencari spot yang agak sepi untuk menyaksikan matahari terbit (sunrise) dari arah timur. Tidak lain dan tidak bukan langsung kami keluarkan kamera untuk mengabadikan momen indah kala itu. Sempat kabut menyelimuti sekitar pemandangan di Puncak. Tapi lama kelamaan kabut menghilang and the beautiful sun is rising.
Dari puncak Pawitra, kami bisa melihat laut di daerah Pasuruan, lampu-lampu kota (Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan Mojokerto) dari arah timur. Dan di arah selatan berdiri gagah dua puncak gunung setinggi 3000an mdpl, yaitu Arjuno dan Welirang.
Awaiting sunrise
Puas foto bersama dan makan cemilan di puncak, kami turun pukul 07.00 WIB. Sekitar pukul 09.00 WIB, kami tiba di tenda puncak bayangan. Masak untuk sarapan dan setelah itu packing semua barang dan tenda, siap-siap untuk turun ke basecamp. Pukul 10.30 WIB, we are ready to go down. Kami turun berlima tanpa teman-teman cowok tadi yang sudah turun dahulu (Iyaa, terima kasih sudah membantu kami sepanjang perjalanan menuju puncak ya, kakak-kakak :D). Selama kurang lebih 3 jam, kami tiba di basecamp pukul 13.00 WIB. Bisa dibilang agak lama, ya maklum juga di perjalanan turun banyak istirahat dan foto-foto :D.
A siluet morning of us :)
Tips untuk mendaki gunung Penanggungan ini, blogger yang pasti ikuti jalurnya (plakat penunjuk arah puncak). Kalau mungkin kejadian kayak saya, ngikutin petunjuk plakat tapi salah jalur. Blogger menunggu aja kelompok pendaki lain yang biasanya akan lewat jalur tersebut. Kalau misalnya tidak ada sama sekali maka sebaiknya blogger kembali ke jalur persimpangan dimana blogger ragu untuk berbelok. Tetap bersama dengan kelompok jangan sampai terpisah. Kalau ada teman kelompok capek, jangan sampai ditinggal. Ada kejadian ya. 3 hari sebelum kami naik, ada pendaki remaja hilang tersesat pada malam hari di gunung ini karena terpisah dari kelompoknya. Akhirnya siang hari diketemukan dengan keadaan lemas tanpa membawa logistik apapun di sekitar pos 3 pendakian. Ingat!! Meski gunung ini jalurnya sudah jelas dan tingginya hanya 1000an mdpl, jangan sekali-kali meremehkan. Mendirikan tenda sebaiknya di puncak bayangan agar beban naik puncak tidak berlebih. Lagipula keadaan di puncak Pawitra berangin kencang pakek banget.
Warna warni tenda di bukit bayangan Penanggungan

O iya sih, sedikit curahan yang dirasakan selama pendakian kami, cewek-cewek berlima. Selain kami bisa belajar mandiri untuk mengepak segala kebutuhan dan peralatan menggunung saat itu. Tak jarang banyak pendaki lain membantu kami dan sempat ketika turun, kami kehabisan air minum/dehidrasi ada kelompok pendaki lain yang menawarkan pundi-pundi simpanan air minum mereka untuk berbagi dengan kami. Disitulah adanya pelajaran positif yang bisa diambil, yaitu pentingnya kebersamaan dan berbagi antar sesama pendaki lain. Meskipun kami tidak saling mengenal.

Hehehe itu ya cerita kali ini tentang gunung Penanggungan. Bisa dibilang gunung ini enak banget dah dan cocok untuk didaki bagi para newbie/pemula. Tapi jangan dikira sampai meremehkan persiapan yang safety ya. Okeee, have a nice climb!!! ^-^
Dekat di mata, jauh di kaki -quote pendaki- :v
Trek kemiringan 65 derajat di lereng Pawitra
Saat sedang berkabut, bukan turun hujan apalagi turun salju :v
Together with friends who meet on our way to the peak
Pose gak jelas di puncak hahaha
"Salam DISTRICT" katanya ;)
Take a rest for a while
Lampu-lampu kota menyertai sambutan hadirnya pagi
Dengan background Arjuno-Welirang
Setelah packing tenda dan isi carrier di puncak bayangan
Yeaah, sommet du mont Penanggungan