Bagi
sebagian orang (sastrawan dan sastrawati ^^v), puisi merupakan bentuk karya
sastra yang singkat untuk menuangkan apa yang ada di pikiran, apa yang terjadi
pada suasana dan perasaan hati. Yah, memang benar kata-kata itu. Curahan hati
dan pikiran yang muncul yang berbentuk sederatan bait kata itu, tentulah
mempunyai berbagai interpretasi makna menurut sudut pandang masing-masing. Dan
dari tiap sudut pandang individu itu pastilah berbeda.
Sebagai
contoh kali ini ialah puisi dari René-Guy Cadou yang berjudul Cherche
ta vie. Saya sebagai penulis akan mencoba menginterpretasikan dan
mengkaitkan puisi tersebut ke dalam konteks kehidupan nyata.
a.
Interpretasi puisi
Une lampe naquit sous la mer
Un oiseau chanta
Alors dans un village reculé
Une
petite fille se mit à écrire
Pour
elle seule
Le
plus beau poème
Elle
n'avait pas appris l'orthographe
Dalam
baris puisi tersebut, tersirat suasana yang cerah di pagi hari. Burung-burung
berkicau menyambut pagi yang indah. Dan ada seorang anak perempuan kecil yang
mulai tumbuh di tempat tinggalnya yang jauh dari kota yang tak terjamah akan
ilmu yang melimpah. Dan dia tak pernah mengenyam pendidikan sama sekali. Tetapi
ia tetap mempunyai cita-cita yang sangat tinggi.
Elle dessinait dans le sable
Des locomotives
Et des wagons pleins de soleil
Dessinait disini mengungkapkan
bahwa anak ini berangan-angan / memplanning masa depan hidupnya kelak. Penuh
dengan khayalan fantasi yang menakjubkan. Des locomotives et des wagons
merupakan alat transportasi yang menggambarkan perjalanan akan hidupnya ini.
Menemukan hal-hal baru dan tempat yang baru. Pasti sangatlah menyenangkan
dan penuh akan kecerahan masa depan.
Elle affrontait les arbres gauchement
Avec des majuscules enlacées et des cœurs
Elle ne disait rien de l'amour
Pour ne pas mentir
Akan
tetapi, apa yang bisa ia lakukan untuk menggapai mimpi-mimpinya tersebut ?
sedangkan jauh dari mimpi dan angan-angan itu. Dia terjerat akan keadaan nasib
yang tak mendukungnya. Dia hanya bisa merangkul pohon dimana ia bias berdiri
kokoh menghadapi kekangan hidupnya ini. Untuk menutupi kebohongan akan rindunya
kasih sayang yang sudah tak mengenal lagi akan hal tersebut.
Et quand le soir descendait en elle
Par ses joues
Elle appelait son chien doucement
Et disait
« Et maintenant cherche ta vie ».
Et
à la fin de cette poème, si gadis kecil ini merintih akan kehidupan berat yang
ia jalani. Satu demi satu harapan hidupnya hilang. Takdirnya yang melelahkan
ini mengisyaratkan pada orang lain untuk tetap mancari dan menemukan jalan
hidup yang di inginkan.
Son
chien disini diibaratkan seperti teman dekat (seseorang) dari si gadis kecil
tersebut. Mungkin karena kesepiannya tersebut, ia hanya bersahabat erat dengan
anjing peliharaannya itu.
b.
Konteks terhadap kehidupan nyata
Dari
konteks isi puisi diatas, penulis akan memberikan kaitan puisi ini terhadap
kehidupan nyata. Banyak sekali di sekeliling kita, anak-anak kecil yang
terpinggirkan dari masyarakat dan tidak mendapat jaminan kehidupan yang layak. Seperti
sekolah, masa kecil untuk bermain dengan teman sejawat dll. Sebagai contoh saja
anak jalanan.
Seorang anak kecil berjalan dengan
langkah gontai di lampu merah. Simpang siur tiap mobil yang datang dari arah
jalan yang berhenti di lampu merahi ia dekati. Tangannya menengadah minta belas
kasihan. Ada yang memberikan uang, ada yang tidak. Raut wajah anak itu datar.
Tak ada kesan sumringah saat diberikan atau mesem jika tak diberikan. Panas
yang terik pun tak menghentikannya demi sesuap nasi untuk makan sehari-hari.
Disamping keadaan yang seperti itu, pasti lah mereka
mempunyai cita-cita dan angan-angan yang sangat tinggi seprti anak-anak lain.
Bisa mengenyam pendidikan formal. Dan yang tidak kalah penting ialah kasih
saying orang tua.
Anak-anak jalanan ini memang perlu mendapat perhatian.
Apalagi jika usia mereka usia sekolah. Kalau ini dibiarkan, mereka tidak akan
pernah mengenyam dunia pendidikan. Untuk solusi seprti ini, mungkin pemerintah
bisa lebih intensif memberikan program sekolah gratis untuk mereka. Setidaknya
memberikan pelatihan ketrampilan untuk membangun keahlian mereka agar hidupnya
tidak tergantung akan uang receh di persimpangan lampu merah lagi.
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire