Lama rasanya aku tidak pergi menikmati segarnya udara alam. Dan pada hari
Sabtu tanggal 14 Maret 2015, ane dapat kesempatan mendaki gunung (yang
menurutku nggak mainstream ya) di Lumajang, yaitu gunung Lemongan. Tingginya sih
nggak seberapa ya kalau dibandingkan gunung-gunung yang diminati kayak
Mahameru, Arjuno dll. Kira-kira gunung ini berdiri tegak setinggi 1671 mdpl.
Kelebihan 5 m, it should be 1671 mdpl |
Ane berangkat dengan 5 orang teman (Aku, Emil, Anas, Fajri dan Laili) dari
Malang dengan sepedah motor lewat jalur utara (Pasuruan, Probolinggo,
Lumajang). Lama perjalanan dari Malang ke daerah Klakah, Lumajang sekitar 3 jam.
Dari Pasar Klakah nanti belok kiri ke kawasan Ranu Klakah, terus tanya saja ke
warga ‘mau ke padepokannya Mbah Citro’. Dari situ blogger akan diarahkan dahulu
ke tempat penitipan sepedah motor 24 jam di rumah warga dan harus berjalan kaki
sekitar 30 menit menuju titik awal perjalanan, yaitu rumah Mbah Citro.
Rute dari Malang ke Gunung Lemongan via utara |
Pas kesana itu, ane nyampek magrib
dan hujan lebat banget. Akhirnya bertamu dulu di rumah penitipan warga itu
sekalian sholat magrib dan isya’ disana. Sekitar 1 jam disana, kami harus
melanjutkan perjalanan ke basecamp Mbah Citro pukul 20.00 WIB. Ane sampai di
rumah mbah Citro sekitar pukul 20.22 WIB. Istirahat sebentar di emperan rumah
karena cuaca masih hujan, kata orang ‘juru kunci’ disitu belum diperbolehkan
naik. Jadinya ane dan 4 temanku harus nunggu hujan reda dulu. Akhirnya sekitar pukul
21.00 – 23.00 WIB killing time dengan tidur sebentar.
Pukul 23.10 WIB kami berangkat
hiking. Karena belum tau seluk beluk gunungnya seperti apa, akhirnya kami
bebarengan 3 cowok, 1 asli Lumajang namanya Wilson, 2 lainnya asal Jember
namanya Fadhil dan Bagus. Sebenarnya ane juga ada 2 teman yang mau nanjak
bareng, bang Johan dan bang Andri. Tapi masih nyangkut di rumah warga karena
hujan. Akhirnya kami duluan dan ketemu di puncak saja.
Kami harus melewati beberapa pos.
Pos 1 itu seperti tempat seorang rumah warga kokh berdiri ditengah-tengah
sepinya persawahan sekitar. Pos 2 itu bernama Watu Gedhe. Dinamakan sperti itu
memang ada batu besar berdiri seperti papan. Kemudian pos pohon besar dan pos
3. Nantinya di pos 3 ada 2 jalur ke puncak, jalur lama dan jalur baru. Katanya sih mending lewat jalur baru, soalnya
jalannya gampang dibanding jalur lama (mais non T-T).
Sepanjang perjalanan 3 anak ini
ngoceh kesana kemari hahaha. Biarlah, cek suasana nggak garing dan sepi. Karena
aku yang rentan banget tertinggal jalannya, akhirnya aku jalan di depan. Di awal-awal
pendakian, setelah Watu Gedhe, sempat rasanya aku kewelahan dan ngerasa nggak
kuat untuk naik. Tapi teman-teman menyemangati dan aku juga bertekad harus
sampai puncak (sudah jauh-jauh datang ke gunung ini, masak nggak sampai puncak “gumamku
dalam hati sih hihihi”).
Medan yang kami lewati sangatlah
terjal, nanjak dengan kemiringan lumayan, jalan berbatu, sempit, berpasir, pokoknya
lengkap deh tantangannya. Hahha. Karena aku jalannya lambat, akhirnya
teman-temanku tak suruh naik duluan. Selama 7 jam pendakian (termasuk lama
banget), sampailah ane di puncak pukul 05.45 WIB dan nggak sempet dapet sunrise
(sad deh huhuhu). Tapi pas de problème sih, pemandangan dari puncak gunung waktu pagi hari
sangatlah indah dan cantik. Di bagian barat, ane bisa lihat gunung Mahameru dan
Bromo berdiri mencakar langit serta Ranu-ranu sekitar gunung Lemongan, seperti
ranu Klakah dan Ranu Pakis. Di bagian timur, bisa lihat gunung Argopuro dan
kawah tidur gunung Lemongan yang konon katanya masih aktif.
Puncak Lemongan 1671 Mdpl |
Setelah puas, pencitraan foto sana sini (hihihi), kami turun pukul 07.00
WIB. Do you know that, jangan dipikir waktu turun itu gampang ya. I
realised that it’s also difficult as hiking. Kenapa seperti itu? Karena ketika
blogger turun gunung, kaki harus kuat menahan dan menyangga berat tubuh. Berkali-kali
ane ndlosor (red;jatuh), gara-gara nggak kuat menopang pada lutut dan
kaki. Akhirnya berkorbanlah jempol kuku hingga lebam. Turun pun memakan waktu
lama total sekitar 9 jam karena kami nge-camp sebentar sekitar 1,5 jam di Watu
Gedhe. Akhirnya pukul 16.00 WIB tiba di basecamp rumah mbah Citro. Langsung turun
ngambil sepedah motor dan siap-siap balik ke Malang.
Pos Watu Gedhe dgn background G. Lemongan |
Sedikit tips aja ya naik gunung ini.
Kalau bawa carrier tenda, mending ditinggal di pos Watu Gedhe dan tenda
langsung buat disitu. Soalnya kalau naik, itu akan sangat-sangat membebani
berat bawaan ketika muncak. Bahkan di puncak, sedikit sekali lahan datar buat nge-camp. Untuk naik, siapkan benar-benar sendal atau sepatu khusus
hiking ya. Pengalaman ane yang o’on banget yak, pengalaman naik gunung pakek
sendal crocs berkali-kali dan kali ini benar-benar fatal, korban jempol
kuku T-T. huhuhu. O iya, untuk para cewek nih, kalau misal berhalangan atau
datang bulan dilarang keras naik ke puncak ya. Kalau tetap bersikeras, ya tanggung
sendiri akibatnya. Konon sih, dari cerita 3 anak seperjalan itu, pernah bawa temen
cewek yang datang bulan nggak ngomong2, akhirnya tanpa sebab musabab cewek
tersebut nangis pas sampek puncak. Ketika ditanya, katanya sepanjang perjalanan diketoki
(red;dihantui) arwah orang-orang bule/Belanda.
Oke deh itu sedikit berbagi
pengalaman naik gunung Lemongan. Jangan ngeremehin ketinggian ya, meski pendek
tapi cukup nantang lah gunung ini. Selamat menikmati mendaki ^_^
Aku pernah disini ;) |
Together with friends on the top of mountain |
Kiri-kanan; Bagus, Fadhil dan Wilson. Guide kita pas mendaki |
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire