samedi 21 mars 2015

L'activité Bali part 2

Setelah beberapa waktu lalu, nulis hari pertama di Bali dari nyari losmen, sewa sepeda motor dan rendez-vous avec mes amis. Saatnya bercerita pada hari kedua di Bali, ane janjian sama salah satu temen kampus ane yang asli Bali buat tak jadiin guide tour keliling kota Denpasar dan sekitarnya. Hehehe (lumayan biar nggak tersesat kayak hari pertama di Bali). Kami janji bertemu pukul 10.00 WITA. Jadi sebelum itu, paginya aku sama adekku jogging dulu ke pantai Kuta. Nggeber sepedah motor dan langsung parkir di pantai. Nah di sekitar pantai Kuta itu ada banyak hotel, club, cafe dan mall seperti Hard-Rock Café, Beachwalk dll.
Beachwalk
Depan Hard Rock Café

Ane langsung menuju pantai dan suasana masih sepi (bulenya pada masih tidur kali ya pada begadang :/ ). Aku kagak tau sih apa yang istimewa dari pantai Kuta ini ya. Dari hamparan pemandangan laut dan sepanjang pantai, aku fokusnya ke pesawat take-off di ujung selatan pantai ini. Hahaha :B Bandara Internasional Ngurah Rai sedikit terlihat jelas dari pantai ini.
Yang tampak begitu menonjol dari pantai ini, surfing kali ya. Ombak disini lumayan gede lah dibuat selancar. Mungkin ini salah satu yang menarik para wisatawan manca datang kesini, disamping budayanya orang Bali.

Sementara adekku jogging di sepanjang pinggir pantai, aku jalan-jalan kecil sambil menikmati udara pagi disana. Ketika aku duduk santai menghadap birunya pantai Kuta, ada bule Prancis nyamperin (gak biasanya mereka menyapa duluan wkwkwk) gara-gara aku pakek jaket khas jurusanku. Couple ini langsung nanya ke ane « Vous êtes étudiante ici ? » dan tak jawab « Oui, je suis étudiante de la section française à Java-Est. Mais je suis une locale” (nulis apa’an sih penulis ini) <<<pikirnya para blogger wkwkwk :D. Kayaknya sih bulenya bingung. Mungkin dalam hatinya « Java-Est itu dimana yak ? » hahaha. Ya jadi singkat cerita gitu deh pokoknya.
Jaket kebanggaan ;)

Matahari sudah beranjak tinggi. Puas jalan-jalan di Kuta, saatnya aku nyamperin temenku yang tinggal di Bali, Devin, dia jadi guide ku seharian itu. Sebelumnya kami janjian ketemuan pukul 10.00 WITA di rumah Devin. Sampek sana disambut sama kedua orang tuanya Devin. Mereka begitu ramah pada kita, kayak udah nganggep saudara sendiri. Sebelum berangkat jalan-jalan, aku disuguhin makan pagi. Ya tanpa basa basi sih, aku langsung ambil piring di dapur. Hahha. Yang disuguhin pokoknya makanan khas Bali deh, yang tak inget cuma Srobotan (sejenis urap-urap gitu kalau di Jawa). Setelah kenyang, kami langsung geber sepedah motor.

Destinasi awal itu, museum  Bali. Letaknya persis samping alun-alun Denpasar. Karcis masuk waktu itu Rp 2000 untuk pelajar/mahasiswa. Isi museumnya sih ya mainstream lah ya tentang seluk beluk budaya Bali. Kira-kira 1 jam di museum, kami langsung melanjutkan bagian timur pulau Bali, pantai Sanur. Siang terik banget dan sepi kala itu ketika kami datang. Katanya sih, kalau di Sanur paling bagus pemandangannya waktu sunrise. Nggak ada yang spesial sih, yang ada bentangan laut biru dan hotel Sanur yang menjulang tinggi (sempet jadi gedung tertinggi di Bali).

Habis dari Sanur, destinasi kami selanjutnya adalah Nusa Dua. Kami lewat jalur tol Bali Mandara. Jalan ini merupakan jalan yang dibangun membelah laut dengan menghubungkan Nusa Dua, Tanjung Benoa, dan daerah Sanur. cukup murah untuk lewat jalur tol ini. Hanya mengeluarkan Rp 4000 untuk sepedah motor, blogger bisa nggeber kencang di jembatan tol ini. Tapi hati-hati angin kencang dari sisi jalan ya.
Mamasuki Jalan tol Bali Mandara
Hampir kira-kira 1 jam mengendarai motor lewat Mandara, kami sampai di kawasan Bali Tourism Development Corporation (BTDC), Peninsula Nusa Dua, Bali. Tata letak taman di kawasan ini sangat eksotis. Kawasan ini dipenuhi pepohonan hijau dan ada bundaran air mancur yang cantik (sayang banget nggak tak abadikan T-T). Yang istimewa di Nusa Dua itu Water Blow. Apa itu ? (coba googling :v). Air laut yang nabrak di karang-karang pinggir pantai memang keren. Menciptakan cipatran air yang menjulang tinggi. Cipratan airnya pun membuat hujan embun di jalan setapak. Ada juga patung Krisna dan Arjuna yang berdiri kokoh menghadap barat. Ketika sunset, patung tersebut seperti menantang pengharapan kepada sang surya. Cool!
The Garden of Hope
Puas keliling Nusa Dua, kami lanjut kejar sunset di Uluwatu. Tapi sebelum itu, mampir ke masjid di Nusa Dua. Tempat ibadah di Bali itu sangat jarang ditemui, kecuali pura yang sangat mendominasi. Yang mengagumkan ya di Bali, tempat ibadah dari berbagai agama yang diakui di Indonesia saling berdampingan berjejar dalam satu kawasan.
Masjid Agung Ibnu Batutah di Nusa Dua
Selesai sholat, langsung dah cus, karena waktu udah menunjukkan pukul 18.00 WITA. Tandanya sang surya akan segera beristirahat. Mengejar matahari yang hampir meredup, rasanya hayati lelah. Hufft, sampai di Uluwatu pun udah nggak dapat sunset (syediiih T-T). Tapi setidaknya kami bisa melihat Tari Kecak di akhir-akhir.

Kecak Dance
Pukul 20.00 WITA kami kembali ke daerah Kuta. Maksud hati mau kuliner di Jimbaran tapi nggak kesampean huhu. Untuk hari terkahir di Bali, kami cuma bisa jalan-jalan di sekitar selatan Bali. Hyaaah next time kali ya ke Bali lagi, mungkin bisa hiking juga ke gunung Agung, exploring pantai Lovina dll. Iya sudah untuk cerita di Bali-nya. Semoga tetap menjadi bagian dari Indonesia di mata mancanegara. It should be~
Mannequin Kultur Bali
Pantai Sanur
Water Blow Nusa Dua
Hotel Inna Grand Bali
Background Patung Kresna dan Arjuna
Pantai Kuta

Aucun commentaire:

Enregistrer un commentaire