Setelah beberapa waktu lalu, nulis hari pertama di Bali dari nyari losmen, sewa sepeda motor dan rendez-vous avec mes amis. Saatnya bercerita pada hari kedua di Bali, ane janjian sama
salah satu temen kampus ane yang asli Bali buat tak jadiin guide tour keliling
kota Denpasar dan sekitarnya. Hehehe (lumayan biar nggak tersesat kayak hari
pertama di Bali). Kami janji bertemu pukul 10.00 WITA. Jadi sebelum itu,
paginya aku sama adekku jogging dulu ke pantai Kuta. Nggeber sepedah motor dan
langsung parkir di pantai. Nah di sekitar pantai Kuta itu ada banyak hotel,
club, cafe dan mall seperti Hard-Rock Café, Beachwalk dll.
|
Beachwalk |
|
Depan Hard Rock Café |
Ane langsung menuju pantai dan
suasana masih sepi (bulenya pada masih tidur kali ya pada begadang :/ ). Aku kagak tau sih apa yang istimewa dari
pantai Kuta ini ya. Dari hamparan pemandangan laut dan sepanjang pantai, aku
fokusnya ke pesawat take-off di ujung selatan pantai ini. Hahaha :B
Bandara Internasional Ngurah Rai sedikit terlihat jelas dari pantai ini.
Yang tampak begitu menonjol dari pantai ini, surfing kali ya. Ombak
disini lumayan gede lah dibuat selancar. Mungkin ini salah satu yang menarik
para wisatawan manca datang kesini, disamping budayanya orang Bali.
Sementara adekku jogging di sepanjang pinggir pantai, aku jalan-jalan kecil
sambil menikmati udara pagi disana. Ketika aku duduk santai menghadap birunya
pantai Kuta, ada bule Prancis nyamperin (gak biasanya mereka menyapa duluan
wkwkwk) gara-gara aku pakek jaket khas jurusanku. Couple ini langsung
nanya ke ane « Vous êtes étudiante ici ? » dan tak jawab
« Oui, je suis étudiante de la section française à Java-Est. Mais je
suis une locale” (nulis apa’an sih penulis ini) <<<pikirnya para
blogger wkwkwk :D. Kayaknya sih bulenya bingung. Mungkin dalam hatinya
« Java-Est itu dimana yak ? » hahaha. Ya jadi singkat
cerita gitu deh pokoknya.
|
Jaket kebanggaan ;) |
Matahari sudah beranjak tinggi. Puas jalan-jalan di Kuta, saatnya aku nyamperin temenku yang tinggal
di Bali, Devin, dia jadi guide ku seharian itu. Sebelumnya kami janjian
ketemuan pukul 10.00 WITA di rumah Devin. Sampek sana disambut sama kedua orang
tuanya Devin. Mereka begitu ramah pada kita, kayak
udah nganggep saudara sendiri. Sebelum berangkat jalan-jalan, aku disuguhin
makan pagi. Ya tanpa basa basi sih, aku langsung ambil piring di dapur. Hahha. Yang
disuguhin pokoknya makanan khas Bali deh, yang tak inget cuma Srobotan (sejenis
urap-urap gitu kalau di Jawa). Setelah kenyang, kami langsung geber sepedah
motor.
Destinasi awal itu, museum Bali. Letaknya persis samping alun-alun
Denpasar. Karcis masuk waktu itu Rp 2000 untuk pelajar/mahasiswa. Isi museumnya
sih ya mainstream lah ya tentang seluk beluk budaya Bali. Kira-kira 1 jam di
museum, kami langsung melanjutkan bagian timur pulau Bali, pantai Sanur. Siang
terik banget dan sepi kala itu ketika kami datang. Katanya sih, kalau di Sanur
paling bagus pemandangannya waktu sunrise. Nggak ada yang spesial sih,
yang ada bentangan laut biru dan hotel Sanur yang menjulang tinggi (sempet jadi
gedung tertinggi di Bali).
Habis dari Sanur, destinasi kami selanjutnya adalah Nusa Dua. Kami lewat
jalur tol Bali Mandara. Jalan ini merupakan jalan yang dibangun membelah laut
dengan menghubungkan Nusa Dua, Tanjung Benoa, dan daerah Sanur. cukup murah
untuk lewat jalur tol ini. Hanya
mengeluarkan Rp 4000 untuk sepedah motor, blogger bisa nggeber kencang di
jembatan tol ini. Tapi hati-hati angin kencang dari sisi jalan ya.
|
Mamasuki Jalan tol Bali Mandara |
Hampir kira-kira 1 jam mengendarai
motor lewat Mandara, kami sampai di kawasan Bali Tourism Development
Corporation (BTDC), Peninsula Nusa Dua, Bali. Tata letak taman di kawasan ini
sangat eksotis. Kawasan ini dipenuhi pepohonan hijau dan ada bundaran air
mancur yang cantik (sayang banget nggak tak abadikan T-T). Yang istimewa di
Nusa Dua itu Water Blow. Apa itu ? (coba googling :v). Air
laut yang nabrak di karang-karang pinggir pantai memang keren. Menciptakan
cipatran air yang menjulang tinggi. Cipratan airnya pun membuat hujan embun di
jalan setapak. Ada juga patung Krisna dan Arjuna yang berdiri kokoh menghadap
barat. Ketika sunset, patung tersebut seperti menantang pengharapan
kepada sang surya. Cool!
|
The Garden of Hope |
Puas keliling Nusa Dua, kami lanjut
kejar sunset di Uluwatu. Tapi sebelum itu, mampir ke masjid di Nusa Dua.
Tempat ibadah di Bali itu sangat jarang ditemui, kecuali pura yang sangat
mendominasi. Yang mengagumkan ya di Bali, tempat ibadah dari berbagai agama yang
diakui di Indonesia saling berdampingan berjejar dalam satu kawasan.
|
Masjid Agung Ibnu Batutah di Nusa Dua |
Selesai sholat, langsung dah cus,
karena waktu udah menunjukkan pukul 18.00 WITA. Tandanya sang surya akan segera
beristirahat. Mengejar matahari yang hampir meredup, rasanya hayati lelah. Hufft, sampai di Uluwatu pun udah nggak dapat sunset
(syediiih T-T). Tapi setidaknya kami bisa melihat Tari Kecak di
akhir-akhir.
|
Kecak Dance |
Pukul 20.00 WITA kami kembali ke
daerah Kuta. Maksud hati mau kuliner di Jimbaran tapi nggak kesampean huhu. Untuk hari terkahir di Bali, kami cuma bisa
jalan-jalan di sekitar selatan Bali. Hyaaah
next time kali ya ke Bali lagi, mungkin bisa hiking juga ke gunung Agung,
exploring pantai Lovina dll. Iya sudah untuk cerita di Bali-nya. Semoga tetap
menjadi bagian dari Indonesia di mata mancanegara. It should be~
|
Mannequin Kultur Bali |
|
Pantai Sanur |
|
Water Blow Nusa Dua |
|
Hotel Inna Grand Bali |
|
Background Patung Kresna dan Arjuna |
|
Pantai Kuta |
Aucun commentaire:
Enregistrer un commentaire